Latest News

Tuesday, January 31, 2012

Mengolah Limbah Cair Tahu Dan Tempe Menjadi Nata De Soja

Limbah Industri Tahu Dan Tempe Sumber Pencemaran Lingkungan

Proses pembuatan tahu dan tempe menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padatan pada industri tahu berupa ampas tahu yang umumnya dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti sapi, kambing, kelinci, ayam, tempe gembus, sedangkan limbah padatan pada industri tempe berupa kulit kedelai dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Limbah cair tahu dan tempe masih jarang dimanfaatkan, umumnya dibuang ke sungai atau selokan. Limbah cair industri tahu dan tempe seringkali menjadi penyebab pencemaran lingkungan yang mengganggu ekosistem dan kesehatan manusia lingkungan tersebut. Pembuangan limbah ke sungai mencemari lingkungan dan menyebabkan meningkatkan BOD (Biological Oxigen Demand) dan menimbulkan bau tidak sedap. Limbah cair industri tahu dan tempe tersebut masih mengandung nutrisi yang masih dapat diolah menjadi nata de soya. Pengolahan limbah cair industri tahu dan tempe menjaid nata de soya merupakan salah satu solusi mengatasi pencemaran lingkungan dan menghasilkan produk bernilai ekonomis yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Limbah cair produk olahan kedelai difermentasi dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylinum sehingga dihasilkan produk nata de soya. Pemanfaatan air limbah industri tahu-tempe sebagai produk pangan memberikan manfaat yang besar bagi pengusaha industri tahu-tempe, baik nilai ekonomis maupun manfaat dalam upaya penanganan limbah. Pengolahan limbah cair tahu-tempe menjadi nata de soya merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pencemaran. Oleh karena itu, pengembangan usaha nata de soya perlu digalakan guna mengatasi pencemaran lingkungan di wilayah pemukiman sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat.

Limbah cair industri tahu dan tempe mengandung protein dan karbohidrat yang cukup tinggi, kandungan protein dan karbohidrat dalam limbah cair tahu dan tempe tersebut dapat menjadi media hidup yang sangat baik bagi bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini mengubah karbohidrat dan protein dalam limbah cair tahu-tempe menjadi serat selulosa dengan tekstur yang kenyal. Limbah air tahu (whey tahu) dan limbah cair tempe selain mengandung protein juga mengandung vitamin B terlarut dalam air, lestin dan oligosakarida. Berdasarkan kandungan unsur kimiawinya.

Limbah cair tahu-tempe menjadi salah satu aliterernatif bahan baku untuk pembuatan produk nata. Nata berbahan baku limbah kedelai memiliki karakteristik produk yang secara kenampakan sedikit kekuningan, cita rasa yang khas kedelai, kenyal namun lebih mudah putus dibandingkan dengan nata de coco lebih ulet, dan kandungan seratnya cukup tinggi.

Prospek Pasar Nata De Soya

Nata de soya memiliki tekstur yang cukup baik, tidak kalah dengan nata de coco. Kadar seratnya yang cukup tinggi dan memiliki cita rasa yang nikmat sebagai bahan baku minuman instan sehingga nata de soya mampu bersaing dengan nata de coco. Sebagaimana kita ketahui bahwa pasar nata de coco sebagai produk pangan yaitu minuman kemasan dan aneka produk olahan lainnya sangat tinggi baik pasar domestik maupun pasar luar negeri. Permintaan bahan nata oleh pabrik minuman kemasan sangat tinggi per hari mencapai ratusan ton bahan mentah nata berupa lembaran atau potongan. Kebutuhan produk nata yang sangat tinggi tersebut, menjadi peluang bisnis bagi para petani nata untuk bermitra dengan perusahaan besar yang ada di tanah air. Selain sebagai produk pangan, di negara maju seperti Jepang, saat ini nata telah dikembangkan sebagai produk non-pangan yaitu bahan baku elektronik dan komposit baja ringan.

Melihat potensinya yang sangat besar tersebut Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk mengolah aneka limbah pangan menjadi produk nata. Saat ini, di pasaran sudah familier produk nata dari bahan air kelapa (nata de coco), limbah cair olahan kedelai (nata de soya), umbi singkong atau limbah cair pengolahan industri singkong (nata de cassava). Masing-masing produk nata dari bahan baku baku yang berbeda tersebut memiliki aroma khas, tekstur dan tampilan yang sedikit berbeda. Namun, secara umumnya memiliki prospek pasar yang sama besar, meskipun saat ini produk nata de coco lebih familier dan permintaanya paling tinggi.

Proses Produksi Nata De Soya

Limbah cair industri tahu-tempe yang telah didiamkan kurang lebih 2-3 hari (agar pH turun 3-4 sehingga asam), disaring dengan kain kasa agar kotoran-kotoran dan partikel kasar dapat dipisahkan, kemudian direbus dengan panci dengan tungku berbahan bakar kayu, setelah mendidih ditambahkan ZA 80 gram, gula pasir 100 gram, asam cuka 120 ml untuk media 50 liter limbah cair tahu atau tempe, diaduk-aduk kurang lebih 10-15 menit kemudian dituangkan kedalam nampan yang sudah disiapkan dengan penutup koran yang telah diikat dengan karet ban. Susun nampan yang telah diisi media larutan tersebut pada rak. Nampan dapat disusun bertingkat 5-10 nampan dengan bersilangan. Setalah dingin kurang lebih 5-7 jam, media larutan dalam nampan tersebut diinokulasi dengan menggunakan bakteri Acetobacter xylnum kurang lebih 10% dari media larutan dalam nampan. Proses fermentasi akan berlangsung 8 ? 10 hari. Lakukan pemanenan. Tampung nata de soya hasil panen dalam drum plastik yang diisi dengan air. Penyimpanan akan dapat bertahan lama apabila selalu diganti dengan air.

Lebih Jelasnya Ada Di Buku ?Mengolah Limbah Menjadi Rupiah: Industri Nata De Coco, Nata De Cassava, Nata De Soya? penerbit Andi Offset

Selamat Mencoba, dan berwirausaha?.Anda Bisa!!!

Sumber : http://agrotekno.blogspot.com/2011/10/mengolah-limbah-cair-tahu-dan-tempe.html

Monday, January 30, 2012

Pengertian Etos Kerja

Apa pengertian etos kerja? Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari bahasa Yunani; akar katanya adalah ethikos, yang berarti moral atau menunjukkan karakter moral. Dalam bahasa Yunani kuno dan modern, etos punya arti sebagai keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang. Pada Webster's New Word Dictionary, 3rd College Edition, etos didefinisikan sebagai kecenderungan atau karakter; sikap, kebiasaan, keyakinan yang berbeda dari individu atau kelompok. Bahkan dapat dikatakan bahwa etos pada dasarnya adalah tentang etika.

Etika tentu bukan hanya dimiliki bangsa tertentu. Masyarakat dan bangsa apapun mempunyai etika; ini merupakan nilai-nilai universal. Nilai-nilai etika yang dikaitkan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja, keras, berdisplin tinggi, menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika lainnya bisa juga ditemukan pada masyarakat dan bangsa lain. Kerajinan, gotong royong, saling membantu, bersikap sopan misalnya masih ditemukan dalam masyarakat kita. Perbedaannya adalah bahwa pada bangsa tertentu nilai-nilai etis tertentu menonjol sedangkan pada bangsa lain tidak.

Dalam perjalanan waktu, nilai-nilai etis tertentu, yang tadinya tidak menonjol atau biasa-biasa saja bisa menjadi karakter yang menonjol pada masyarakat atau bangsa tertentu. Muncullah etos kerja Miyamoto Musashi, etos kerja Jerman, etos kerja Barat, etos kerja Korea Selatan dan etos kerja bangsa-bangsa maju lainnya. Bahkan prinsip yang sama bisa ditemukan pada pada etos kerja yang berbeda sekalipun pengertian etos kerja relatif sama. Sebut saja misalnya berdisplin, bekerja keras, berhemat, dan menabung; nilai-nilai ini ditemukan dalam etos kerja Korea Selatan dan etos kerja Jerman atau etos kerja Barat.

Bila ditelusuri lebih dalam, etos kerja adalah respon yang dilakukan oleh seseorang, kelompok, atau masyarakat terhadap kehidupan sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Setiap keyakinan mempunyai sistem nilai dan setiap orang yang menerima keyakinan tertentu berusaha untuk bertindak sesuai dengan keyakinannya. Bila pengertian etos kerja re-definisikan, etos kerja adalah respon yang unik dari seseorang atau kelompok atau masyarakat terhadap kehidupan; respon atau tindakan yang muncul dari keyakinan yang diterima dan respon itu menjadi kebiasaan atau karakter pada diri seseorang atau kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain, etika kerja merupakan produk dari sistem kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau masyarakat.

Bagaimana etos kerja putra-putri Indonesia? Di republik ini, Jansen Sinamo menyajikan 8 Etos Kerja Professional dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kerja adalah Rahmat
2. Kerja adalah Amanah
3. Kerja adalah Panggilan
4. Kerja adalah Aktualisasi
5. Kerja adalah Ibadah
6. Kerja adalah Seni
7. Kerja adalah Kehormatan
8. Kerja adalah Pelayanan

Namun demikian, di website ini disodorkan etos kerja baru, yaitu etos kerja Pancasila, untuk membedakannya dari istilah-istilah yang ada.

Renungan:
1. Menurut Anda, apa pengertian etos kerja?
2. Apa ciri-ciri etos kerja masyarakat dan bangsa kita secara umum?
3. Bagaimana mengubah etos kerja itu menjadi etos kerja yang lebih baik?
4. Apa yang akan Anda lakukan untuk memperbaiki etos kerja Anda?

Sumber : http://www.putra-putri-indonesia.com/pengertian-etos-kerja.html

Sunday, January 29, 2012

Manajemen Risiko penting untuk mendukung kestabilan Keuangan Nasional

Pada akhir tahun 2010, saya mendapat kesempatan sebagai seksi sibuk dalam rangka pelaksanaan Konferensi Nasional IRPA. IRPA atau Indonesian Risk Professional Association, merupakan non-profit organization, yang proaktif dalam memberikan nasihat/advis, khususnya di bidang Manajemen Risiko untuk industri jasa keuangan. IRPA bersifat independen, tidak berafiliasi pada satu aliran politik. Bersifat kombinasi optimal dari tiga kelompok profesional, yaitu praktisi industri jasa, akademisi (Pendidik dan Peneliti) dan organisasi Pendidikan, serta jasa konsultan dan lembaga penunjang jasa keuangan lainnya. IRPA memiliki Visi menjadi organisasi profesi yang handal dalam penerapan Manajemen Risiko sesuai Standar Internasional, dalam rangka memberikan kontribusi terhadap kesehatan industri jasa keuangan nasional, melalui Pengembangan Kapasitas para anggotanya. Sedangkan Misi IRPA, mendorong penerapan dan pengembangan Manajemen Risiko pada industri jasa keuangan dengan membangun landasan kode etik dan standar profesi yang berkualitas.

Pada rangkaian acara Konferensi Nasional ini, IRPA mengadakan seminar Manajemen Risiko, antara lain dengan keynotes speech dari Bank Indonesia, yang menjelaskan betapa pentingnya Manajemen Risiko untuk mendukung kestabilan Keuangan Nasional. Isi dari materi ini menurut saya sangat penting, untuk memahami bagaimana manajemen risiko dapat mendukung kestabilan Keuangan Nasional, yang saya kutip di bawah ini:

Latar belakang
Berbagai krisis ekonomi yang terjadi sejak krisis moneter di asia tahun 1997 hingga krisis keuangan global tahun 2008 menjadi suatu pelajaran penting bagi industri keuangan untuk meningkatkan kualitas manajemennya dalam menghadapi berbagai risiko yang ada. Berdasarkan study Senior Supervisory Group dari Financial Stability Board dinyatakan bahwa salah satu pelajaran dari krisis global adalah terjadinya kegagalan Pengurus (directors and senior management) dari beberapa institusi keuangan dalam mengidentifikasi, mengukur, dan mematuhi level risiko yang memadai terhadap institusinya. Kelemahan dari penerapan manajemen risiko tersebut menyebabkan perlu diperbaiki dan semakin ditingkatkannya kualitas penerapan manajemen risiko oleh setiap institusi keuangan termasuk perbankan sehingga dapat mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi sejak dini. Sektor industri keuangan di Indonesia pada saat ini masih didominasi oleh industri perbankan yang menguasai 80% pangsa pasar. Situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha menyebabkan industri perbankan membutuhkan manajemen risiko yang baik untuk memitigasi timbulnya risiko.

Penerapan manajemen risiko akan memberikan manfaat tidak saja kepada suatu bank secara individual tetapi kepada seluruh stakeholders-nya sehingga secara agregat memberikan dukungan dalam mencapai stabilitas sistem keuangan nasional. Stabilitas Sistem Keuangan belum memiliki definisi baku yang diterima secara umum, namun dari beberapa definisi yang ada pada intinya mengatakan bahwa suatu sistem keuangan memasuki tahap tidak stabil pada saat sistem tersebut telah membahayakan dan menghambat kegiatan ekonomi. Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan (shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem keuangan. Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan pembayaran dan menyebar risiko secara baik. Arti stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor keuangan. Ketidakstabilan sistem keuangan dapat dipicu oleh berbagai macam penyebab dan gejolak. Hal ini umumnya merupakan kombinasi antara kegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun perilaku. Kegagalan pasar itu sendiri dapat bersumber dari eksternal (internasional) dan internal (domestik). Risiko yang sering menyertai kegiatan dalam sistem keuangan antara lain risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional.

Tipe dan penyebab Krisis Keuangan
Tipe krisis: a) Krisis Nilai Tukar.b) Krisis Utang Luar Negeri.c) Speculative/Bubble Crash.d) Krisis Perbankan.e) Krisis Keuangan Global.f) Krisis Ekonomi Global. Sedangkan krisis, antara lain disebabkan oleh: a) Leverage.b) Assets-Liability Missmatch.c) Uncertainty and Herd Behavior.d) Fraud. e) Strategic Complementarities in Financial Markets. f) Recessionary Effects. g) Contagion. h) Regulatory Failures

Mengapa Peran Bank Penting Dalam Stabilitas Sistem Keuangan Nasional?
Bank merupakan suatu entitas yang spesial dalam sistem pembayaran dan menjalankan fungsi intermediasi dalam mengalokasikan modal/pendanaan, sehingga kegagalan suatu bank terutama bank yang memiliki keterkaitan dengan sistem keuangan lainnya dapat menyebabkan terganggunya stabilitas sistem keuangan nasional ? Contagion Effect and Systemic Risk. Dengan memburuknya kondisi perbankan nasional maka hal itu akan mengakibatkan semakin memburuknya kondisi perekonomian nasional dan pada gilirannya menyebabkan ketidakstabilan dalam ekonomi makro yang memerlukan biaya tinggi untuk perbaikannya.

Penyebab kegagalan pada Bank, antara lain disebabkan oleh: a) Poor Lending Practices. b) Excessive risk taking without personal responsibility. c) Poor risk management.d) Lack of internal control. e) Focus on market shares. f) Currency and maturity mismatch.g) Poor Good Corporate Governance.h) Poor transparency and disclosure.i) Poor accounting and auditing practice

Kinerja Perbankan saat ini mengalami perbaikan. Total asset sampai dengan bulan September 2010 terus meningkat, dari 1.694 triliun menjadi 2.768 triliun. Dana pihak ketiga juga meningkat, dari 1.287 triliun pada akhir Des 2006 menjadi 2.144 triliun pada akhir Sep.2010, yang makin banyak di dominasi oleh deposito. NPL juga menurun, dari rata-rata 7 persen pada Desember 2006, menjadi 3.3 persen pada akhir Sept. 20 10. Return on Assets semakin meningkat. Sedangkan Perbankan makin efisien, ditunjukkan oleh BOPO yang makin menurun menjadi 79 persen pada Sept 2010, dibanding 86,4 persen pada akhir 2006. LDR juga makin membaik, menjadi sebesar 79 persen, dibanding tahun 2006 yang rata-rata 65 persen, menunjukkan semakin banyak dana yang digunakan untuk membiayai modal kerja maupun investasi pada sektor riil.

Outlook Perbankan tahun 2011
Kondisi CAR dari 14 bank besar yang terus mengalami tekanan dan mencapai rata-rata 12% sehingga memerlukan tambahan modal. Pertumbuhan kredit diharapkan dapat mencapai sebesar 19% ? 21% dengan pertumbuhan DPK yang diperkirakan pada kisaran 16% ? 17% dan NPL diharapkan berada pada kisaran 2,3% ? 2,6%.

Tantangan kedepan

- Lambatnya pemulihan ekonomi global. Ketidakpastian dari kecepatan pemulihan ekonomi global berpotensi mempengaruhi kondisi likuiditas sistem keuangan.
- Meningkatnya tekanan terhadap inflasi IHK.Tekanan inflasi mulai meningkat terutama dipicu oleh kelompok volatile food akibat penurunan pasokan beberapa bahan pangan.
- Meningkatnya capital inflow berjangka waktu pendek.Peningkatan capital inflows berjangka waktu pendek ini perlu pula diwaspadai karena sangat rentan terhadap risiko pembalikan dana secara serentak dan tiba-tiba (sudden reversal) yang berpotensi mengganggu stabilitas keuangan.
- Permasalahan di sektor rill dan infrastruktur. Kinerja perekonomian ini masih menghadapi berbagai tantangan terutama yang datang dari berbagai permasalahan mikro struktural di sektor riil yang belum selesai seperti lemahnya daya saing sektor industri dan pembangunan infrastruktur yang masih tersendat.
- Melambatnya pertumbuhan dana pihak ketiga.Pertumbuhan dana pihak ketiga pada saat ini masih berada di bawah level pertumbuhan selama 5 tahun terakhir
- Meningkatnya tekanan risiko kredit konsumsi. Meskipun rasio NPL gross kredit konsumsi adalah yang terendah dibandingkan kredit jenis penggunaan lainnya, namun terdapat peningkatan tekanan risiko pada kredit jenis tersebut.
- Pemenuhan Permodalan yang sesuai, terkait dengan Penerapan Basel II terutama untuk mengcover risiko operasional. dan penerapan ICAAP (Internal Capital Adequacy Assessment Process).
- Terjadinya perubahan standar akuntansi yang menyesuaikan dengan IFRS sehingga dapat mempengaruhi kondisi keuangan bank. Terjadinya perubahan dalam metode pencatatan dengan diberlakukannya PSAK dan ISAK terbaru.
- Tingkat persaingan dalam industri perbankan yang semakin ketat. Hal ini terutama terkait dengan persaingan dalam memperebutkan dana pihak ketiga dan juga dalam upaya menyalurkan kredit.
- Perubahan sehubungan dengan adanya Basel III walaupun hal ini tidak dalam waktu dekat tetapi perlu diperhatikan.
- Memperkuat permodalan dan likuiditas.
- Memperkuat dan meningkatkan kualitas manajemen risiko.
- Memperkuat dan meningkatkan kualitas good corporate governance.
- Mendorong peningkatan disiplin pasar.
- Memperkuat Surveillance baik macroprudential maupun microprudential.
- Memperkuat infrastruktur terutama Teknologi Informasi.
- Meningkatkan kompetensi SDM.
- Mempercepat proses integrasi dalam rangka penerapan ketentuan dan Standar Akuntansi yang baru.

Dari pembahasan di atas terlihat peran Perbankan sangat penting untuk mendukung kestabilan Keuangan Nasional. IRPA juga dapat berperan serta, antara lain dengan program sosialisasi manajemen risiko, seperti yang telah dilakukan selama ini, antara lain, dengan mengundang para Dekan dan Dosen Fakultas Ekonomi, serta kunjungan ke berbagai universitas sepanjang tahun 2010 yang lalu. Semoga dengan penerapan Manajemen Risiko, prudential Banking, serta kesadaran dari pelaku usaha dalam memitigasi risiko, perekonomian Indonesia semakin baik.

Sumber bacaan:
Manajemen Risiko Guna mendukung kestabilan Keuangan Nasional, disampaikan oleh Keynotes Speech dari Bank Indonesia, Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, pada Konferensi Nasional IRPA, tanggal 21 Desember 2010.

Dikutip dari : http://edratna.wordpress.com/2011/01/03/manajemen-risiko-penting-untuk-mendukung-kestabilan-keuangan-nasional/

Tuesday, January 24, 2012

Listening and Boost Your Spirit

Mendengarkan sesi Motivasi dalam Bahasa Inggris.



Sumber : Youtube

Ikan, Cabe dan Strategi Bisnis Agro

Tiba-tiba, HP bekedip-kedip di meja di atas meja, selarik nama yang sangat aku kenal tapi jarang menyapa, mendadak hadir. Ya, seorang kawan lama pas kuliah di kota gudeg menyapa. Setelah berbasa-basi, ?Eh, aku ada di Jakarta sekarang, di pelabuhan sedang menurunkan ikan, ngobrol sebentar yuk?? Sebuah tawaran langka seorang kawan lama, yang ?tidak sopan? untuk ditolak. Akhirnya ditemani hembusan angin pantai, kita mengobrol santai sambil melihat pemandangan ?turunnya? ikan dari kapal. Mendadak saya kagum melihat ?pemandangan? di sore itu.

Melihat fenomena jarang dilihat, setidaknya buat saya, menyadarkan betapa banyak orang yang bisa ?dihidupi? dari lautan kita yang maha luas. Disamping para nelayan itu sendiri yang jumlahnya puluhan, ada beberapa sopir mobil pengangkut ikan yang mengangkut ikan-ikan tersebut ke pabrik pemrosesan ikan di dekat dermaga. Belum lagi para kuli panggul, penjual dadakan yang mengerumuni para nelayan yang turun sauh. Kesannya tidak beraturan, bau anyir menusuk, tapi sungguh ada sebuah tetesan kebeningan distribusi yang menetes pada saudara-saudara kita tersebut. Pada raut wajah mereka, terbaca sebersit asa untuk kehidupan keluarganya di kampung. Kata teman saya, para nelayan yang menjadi kru kapal adalah orang-orang tangguh yang terbiasa hidup berminggu-minggu di kapal menemani badai dan angin.

Ada rasa kagum menyelinap di hati akan kegigihan kawan saya menerjuni bidang ini. Secara materi dia cukup mapan, di sisi lain bisnis yang digelutinya itu menyejahterakan saudara-saudara kita yang masih berkubang didera kemiskinan. ?Terkadang miris juga Don, tidak banyak orang kita menekuni bidang ini?, sesalnya. Tidak hanya di tingkatan nelayan seperti teman saya itu, di bagian memprosesan ikan pun bahkan banyak perusahaan dikuasai perusahaan patungan asing Hong Kong, Taiwan. ?Dua pertiga Negara kita adalah air? kata ibu guru IPS saya dulu di sebuah SD di kota kecil, terngiang-ngiang jelas aksentuasinya. Tapi yang memanfaatkan secara maksimal pernyataan itu, ternyata bukan dari anak negeri yang dikenal subur loh jinawi ini. Tapi orang lain. Cukup menyesakkan dada pembicaraan singkat di tepi dermaga di sore hari.

Sementara itu, Mbak pengasuh di rumah juga sedang mengeluhkan ?mahalnya? cabe yang mengakibatkan pedasnya teman makan yang merupakan kategori wajib mendadak tereduksi. Di beberapa warung dan restoran pun yang biasanya sambal melimpah ruah mendadak tampil minimalis. Barangkali fenomena anomali ini bakal menjadi tertawaan banyak orang, di sebuah Negara nan subur dan mengaku sebagai Negara agraris ?kedodoran? mengurusi sebuah komoditi warisan yang merupakan tradisi turun temurun.

Sepertinya sudah saatnya kita menyadari sungguh-sungguh serta fokus terhadap kekuatan dasar yang kita miliki, tapi kita lupakan. Kita ikut-ikutan mencebur sebuah industri yang barangkali dipandang ?wah? oleh orang-orang di belahan dunia lain, tetapi agak asing diterapkan oleh kebanyakan orang yang hidup dan tinggal di Republik ini. Sehingga menyebabkan kita sendiri kehilangan ?kendali? terhadap suatu produk yang notabene merupakan ?soul? kita. Pernah saya tulis di Blog ini,seorang petani ?hijrah? ke kota, menjual lahannya untuk dilego sebuah motor dan beralih menjadi tukang ojek, karena hasil pertanian yang diandalkan, gagap menghidupi keluarganya. Kasihan?.

Sebuah Institut Pertanian berwibawa yang didirikan dengan susah payah, dan untuk masuknya menjadi mahasiswa juga super susah pula menjadi mandul, bukan karena mahasiswa-nya bego, tapi strategi blue print sektor agro dan perikanan kurang digarap secara serius, jadi anak tiri. Tak heran dengan sebuah lelucon lama, seorang kolega alumni yang kebetulan lulusan institut pertanian itu berseloroh IPB itu singkatan Institut Perbankan Bogor, karena lebih banyak jebolannya bekerja di perbankan ketimbang mengurusi sektor agro.

Teknologi yang dibangun di negeri ini sepertinya tidak ramah terhadap bidang yang sesungguhnya merupakan strength yang kita punyai. Jangan malu untuk merubah haluan (turn around), tidak ada kata terlambat. Saatnya untuk mengaca kemampuan bisnis yang akan menopang kita bersaing lebih laju. Terima kasih atas undangannya ke dermaga Kawan Teguh, Terima kasih atas keluhannya tentang mahalnya cabe dari Mbak. Ada yang salah dan harus didekonstruksi dari strategi bisnis agro kita, sebelum ?tersesat? lebih jauh. Fokuslah terhadap kekuatan kita merupkan salah satu basis memenangkan bisnis?..?If you lose your focus, you will lose your business? kata Jack Trout.

Sumber : http://manuverbisnis.wordpress.com/2011/01/06/ikan-cabe-dan-strategi-bisnis-agro/

Saturday, January 21, 2012

Sukes Menjadi Pengusaha Berawal Dari Mimpi

Banyak orang mengatakan bahwa mimpi merupakan awal dari kesuksesan seseorang. Termasuk juga menjadi pengusaha yang sukses. Menjadi pengusaha yang sukses selalu diawali dari mimpi dan obsesi yang kuat. Namun tentunya tidak berhenti pada mimpi belaka, harus diikuti dengan segera memulai mewujudkannya. Karena itu untuk menjadi pengusaha yang sukses mulailah dari mimpi dan jangan takut bermimpi.

Adalah Pipie Soeyoto yang memberikan nasehat tersebut, pemilik PT Huda Rachma Grupindo (HRG) yang bergerak pada bidang pembuatan tas dan delivery di daerah Serpong. Saat ini usahanya telah berkembang dengan pesat dengan karyawan yang berjumlah ribuan orang. Bisnisnya sudah merambah ke Surabaya dan Malang di Jawa Timur, Solo di Jawa Tengah, hingga Daerah Istimewa Yogyakarta. Omzet per bulan dari usahanya pun tidak main-main, bisa mencapai miliaran rupiah.

Pada mulanya, Pipie sama sekali tak pernah memikirkan untuk menjadi pengusaha seperti itu. Selepas kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Jawa Tengah, Pipie memilih mencari pekerjaan dengan melamar berbagai perusahaan. Enam bulan lamanya Pipie menanti pekerjaan, tapi semuanya nihil.

Karena bosan menunggu panggilan kerja yang tak kunjung tiba, ia nekat membuka usaha. Untunglah niatnya itu didukung penuh oleh orang-orang terdekat termasuk keluarganya. Dari garasi rumahnya, Pipie kemudian mulai melayani pembuatan tas. Modalnya hanya dua unit mesin jahit, karyawannya pun baru tiga orang.

Karena usahanya mulai besar, Pipie mencoba mulai menjajal jenis usaha lain. Ia juga melayani pemasokan tas untuk delivery service. Pipie juga menyanggupi penyediaan tenaga dan motor untuk pengantaran. Tenaga outsource dari perusahaan Pipie itu telah dimanfaatkan oleh sejumlah restoran siap saji di beberapa kota, seperti McDonalds, Solaria, dan Burger King.

Merasa peruntungannya ada pada pembuatan tas dan delivery service, Pipie enggan melirik bisnis lain. Kini sehari-hari ia sibuk di kantornya yang juga berfungsi sebagai pabrik. Kantor ini baru didirikannya pada 2002 atau sepuluh tahun sejak ia merintis usaha

Sukses menjadi pengusaha diawali dari mimpi dan segera merealisasikan mimpi itu. Selain itu fokus pada usaha yang ditekuni turut mendukung kesuksesan menjadi pengusaha. Jadi jangan berhenti bermimpi.(Galeriukm).

Sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/03/21/1431103/Jadi.Pengusaha.Bukan.Mimpi

Soal Ujian Praktik Keahlian Kejuruan SMK Tahun 2012

Berdasarkan Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0011/P/BSNP/XII/2011 tentang Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Kejuruan Tahun Pelajaran 2011/2012 serta surat edaran BNSP No : 0001/BNSP/SDAR/I/2012 tentang ralat POS UN Tahun Pelajaran 2011/2012 dinyatakan bahwa Ujian Kompetensi Keahlian Kejuruan SMK meliputi:
  1. Ujian Praktik Keahlian Kejuruan selesai dilaksanakan paling lambat tanggal 16 Maret 2012;
  2. Ujian Teori Keahlian Kejuruan yang semula dilaksanakan pada 22 Maret 2012 diubah menjadi hari Senin 19 Maret 2012
Di bawah ini merupakan dokumen-dokumen terkait UN SMK 2011/2012 yang bisa didownload :
  1. POS UN SMP SMA SMK 2012
  2. Surat Edaran Ralat POS UN
  3. Instrumen Verifikasi
  4. Kisi-kisi UN Teori Kejuruan
  5. Kisi-kisi UN Praktik Kejuruan
  6. Pedoman Uji Kompetensi Keahlian
  7. Pedoman Penilaian Uji Kompetensi Keahlian
Soal Uji Kompetensi Kejuruan 2012 :


            Friday, January 20, 2012

            Kendala dan Persiapan Sebelum Memulai Usaha

            Memantapkan langkah untuk mewujudkan niat memulai sebuah usaha, ternyata bukanlah perkara mudah bagi pribadi setiap orang. Berbagai macam kendala kerap dihadapi sebagian besar masyarakat, sehingga mereka enggan melanjutkan langkahnya untuk menekuni dunia usaha.

            Kondisi seperti ini tentunya sering kita alami sebelum memutuskan terjun di dunia usaha. Karenanya, untuk membantu Anda memberanikan diri terjun di dunia bisnis, berikut ini kami informasikan beberapa kendala dan persiapan sebelum memulai usaha yang perlu Anda perhatikan dengan baik.

            Kendala Memulai Usaha

            * Ketakutan akan kegagalan
            Hampir semua orang mengurungkan niatnya untuk memulai sebuah usaha karena mereka takut menghadapi resiko kegagalan. Yang mereka inginkan hanyalah cara instan untuk meraih kesuksesan tanpa modal usaha yang cukup besar. Keadaan inilah yang sering menurunkan motivasi para pemula, sehingga mereka memilih mundur teratur dan mengubur dalam-dalam keinginan mereka untuk menjadi seorang pengusaha sukses.

            * Terbiasa dengan posisi nyaman
            Pada kenyataannya tidak semua orang berani mengambil resiko besar dengan menekuni dunia usaha, mereka lebih memilih posisi aman dengan menjalani hidup nyaman sebagai seorang karyawan. Pola pikir seperti inilah yang menjadi kendala besar bagi kita untuk segera beralih dari jiwa seorang karyawan menjadi pengusaha sukses yang memiliki keberanian penuh untuk menghadapi segala rintangan.

            * Belum bisa fokus
            Kendala yang ketiga yaitu belum bisa menemukan fokus usaha yang ingin ditekuni. Kebanyakan orang masih bingung ketika mereka hendak memulai sebuah usaha. Mereka menginginkan untung besar namun belum yakin dengan fokus usaha yang ingin mereka jalankan. Sehingga tidak heran bila mimpi mereka hanya menjadi impian kosong yang belum bisa terwujud karena kendala dari dalam dirinya.

            Persiapan Memulai Usaha

            * Tentukan ide bisnisnya
            Langkah pertama yang perlu Anda persiapkan adalah menentukan ide bisnis yang akan dijalankan. Pencarian ide bisnis tersebut bisa dimulai dari hobi maupun skill yang Anda miliki, selanjutnya bisa Anda tekuni sebagai peluang bisnis baru yang menjanjikan untung besar setiap bulannya. Selain itu, dalam menentukan ide bisnis yang terpenting adalah menyesuaikannya dengan modal yang Anda miliki, mengetahui selera pasar, dan sesuai dengan bidang yang Anda sukai.

            * Siapkan modal untuk memulai usaha
            Sebelum menjalankan sebuah usaha, penting bagi Anda untuk mengetahui seberapa besar modal usaha yang Anda butuhkan. Buatlah anggaran biaya serta analisa ekonomi dari bisnis tersebut, dan siapkan segala modal yang dimaksudkan. Mulai dari peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan, besarnya dana yang diperlukan, serta modal kemampuan yang perlu dikembangkan untuk mendukung kemajuan usaha Anda.

            * Hilangkan rasa gengsi Anda
            Kebanyakan orang masih merasa gengsi bila mereka harus terjun langsung untuk menjalankan usaha dari nol. Padahal, memulai sebuah usaha membutuhkan niat, tekad, dan mental baja untuk bisa mewujudkan kesuksesan bisnis yang mereka impikan. Bahkan tak jarang seorang pemula harus berjuang seorang diri untuk merintis sebuah usaha, mulai dari mempersiapkan produk, lokasi usaha, mencari pasar, sampai melayani para konsumen. Karenanya, hilangkan rasa gengsi Anda untuk menjemput kesuksesan yang ada di depan mata.

            Semoga sedikit informasi tips bisnis ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan membantu para pemula untuk mempersiapkan diri mereka dalam memulai sebuah usaha. Maju terus UKM Indonesia dan salam sukses.

            Sumber : http://bisnisukm.com/kendala-dan-persiapan-sebelum-memulai-usaha.html

            Thursday, January 19, 2012

            Raup Laba dari Hobi Memelihara Kelinci Hias

            Memelihara kelinci tak sebatas hobi. Bagi yang kreatif bisa jadi bisnis yang menggiurkan. Namanya kelinci hias, semakin menarik dan indah bulu kelinci, kian tinggi harganya. Bahkan, seekornya bisa mencapai Rp 3 juta bahkan lebih.

            Adalah Edi, 25, warga Baso, Agam, Sumatra Barat, semula hanya hobi memelihara kelinci. Seiring perjalanan waktu, hobi ini berubah menjadi usaha yang menjanjikan. Meski tidak dipasarkan secara terbuka ke pasar, namun transaksi jual belinya mencapai puluhan juta rupiah.

            Sedikitnya 300 ekor kelinci dibudidayakannya. Di antaranya kelinci hias jenis fuzy lop, rex carpet, flams, anggora, serta sejumlah kelinci impor lainnya.

            Jenis kelinci rex misalnya. Kelinci yang konon berasal dari Inggris itu warna bulunya lebih mirip macan tutul, karena sejumlah tutul-tutul menghias bulunya. Tidak hanya terlihat lembut, bulu kelinci jenis ini jika diraba serasa meraba permadani berlapis sutra.

            Lain lagi dengan pesona kelinci lop dan anggora. Bulunya yang panjang hampir menutup semua mata dan hidungnya itu, juga terlihat sangat lucu sekali.

            ?Jangankan anak-anak, orang dewasa bahkan orangtua sekalipun pasti tertarik melihat keindahan yang dimiliki hewan peliharaan asal luar negeri itu. Belum banyaknya usaha budidaya kelinci hias itu membuka peluang yang cukup bagus bagi para pemeliharnya,? tuturnya seperti dilansir Padang Ekspres.

            Untuk merawat dan membudidayakan kelinci hias ini tidaklah terlalu rumit. Hanya saja dibutuhkan ketelatenan yang tinggi, karena perawatannya berbeda dengan kelinci lokal atau kelinci pedaging. ?Kunci sukses beternak kelinci hanyalah ketelatenan saja,? kata Edi.

            Untuk bisa menghasilkan kelinci hias dengan kualitas baik, setiap hari kandang-kandang kelinci hias harus dibersihkan dari kotoran. Selain itu, juga diberi vitamin lewat suntikan untuk mencegah berbagai penyakit.

            Makanan kelinci hias tak berbeda dengan kelinci pada umumnya, yaitu rumput, dedaunan dan umbi-umbian. Sedangkan untuk makanan tambahan cukup diberikan kosentrat.

            Penangkarannya pun sederhana. Indukan betina yang sudah siap kawin, dijadikan satu kandang dengan indukan jantan. Usai dilakukan perkawinan, setiap kandang diberi tanda dan indukan jantan dipisah ke kandang lain. ?Sebulan setelah melakukan perkawinan, induk betina akan melahirkan anaknya,? tutur Edi.

            Penjualan kelinci hias, sebut Edi, berdasar hobi dan kesukaan pembeli. Harganya pun tidak berpatokan pada besarnya ukuran badan, atau umur kelinci tapi ditentukan oleh keindahannya.

            ?Jika bobotnya besar, atau umurnya panjang namun warnanya tidak menarik, harganya akan murah. Saya tidak melakukan pemasaran kelinci dengan cara mengobralnya ke pasar, namun hanya menunggu saja di kandang yang telah disediakannya di belakang rumah,? tuturnya.

            Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/agrobisnis/14012-raup-laba-dari-hobi-memelihara-kelinci-hias.html

            Tags