Sepatu-sepatu kanvas pernah menjadi trend remaja ibukota. Produk buatan dalam negeri ini telah populer di kalangan generasi muda sejak beberapa tahun sebelumnya.
Sejumlah mahasiswa di jakarta beralih dari sepatu kets mereka ke sepatu kanvas yang lebih kental dengan nuansa budaya nasional. Meski sederhana, namun hiasan seni sepatu yang dibuat para seniman ITB ini membuat sepatu menjadi menarik.
Murah dan nyaman, inilah yang menjadi daya tarik utama sepatu kanvas. Desainnnya yang kaya dan menarik juga menjadikan sepatu-sepatu ini dapat digunakan oleh hampir semua kalangan. Pembuatan desain pada sepatu kanvas cukup unik. Motif-motif seperti tumbuhan, alam dan binatang digambar secara langsung pada sepatu oleh para seniman.
Ide membuat sepatu kanvas pertama kali diperkenalkan oleh 3 seniman asal Jakarta, yaitu Christina Budi Utami, Diah Dani dan Kurniasyah, setelah ketiganya lulus dari Institut Teknologi bandung.
Bisnis sepatu kanvas ketiga seniman tersebut dikukuhkan dengan pemberian label Positively Pink. Setiap bulan, mereka bisa mengahsilkan 100 pasang sepatu kanvas. Harga per pasangnya pun cukup terjangkau, mulai dari 150.000 ribu rupiah untuk desain yang sederhana hingga 250.000 rupiah untuk design agak rumit.
Dengan sedikit perubahan dan inovasi, mudah-mudahan trend ini akan terus bertahan sampai beberapa tahun kemudian.
Begitu juga dengan perempuan yang satu ini, berawal dari hobi melukis dan gonta ganti sepatu, Andina Nabila Irvani memulai bisnis sepatu kanvas lukis bersama kakaknya Nerissa Arviana. Kini mereka pun memiliki produk lain seperti kaos dan tas lukis.
Andina yang akrab disapa Dina, mulanya membuatkan lukisan pada sepatu kakaknya. Tidak disangka banyak teman-teman kakaknya tertarik dengan buah karya Dina. Sejak itu pun pesanan sepatu kanvas lukis terus berdatangan.
Dengan modal pinjaman dari orang tuanya, mahasiswa semester tiga Desain Kominikasi Visual Bina Nusantara ini mendesain dan melukis sendiri di beberapa pasang sepatu. Begitu dipasarkan ke teman-temannya di kampus, selusin sepatu kanvas lukis Dina terjual habis.
"Awalnya masih sanggup negerjain berdua sama kakak. Tapi makin kesini jadi ga punya waktu buat jalan-jalan karena makin banyak pesanannya, akhirnya saya cari karyawan untuk bantu lukis" ujar Dina yang kini memiliki lima karyawan.
Kreativitas Dina tidak berhenti di sepatu saja. Pemenang Shell Live WIRE Business Start Up Award 2009 ini mencoba membuat kaos lukis dan tas lukis. Hasilnya, tidak kalah bagusnya dengan sepatu lukis.
Keunikan dari sepatu, kaos dan tas lukis Dina adalah ketajaman warna dan kehalusan pada setiap lukisan yang dibuatnya. Selain itu Dina dan Nerissa rajin mencari tema lukisan setiap bulannya. "Setiap bulan kami punya tema-tema gambar. Tapi pembeli juga bebas untuk buat sendiri sketsa lukisannya," lanjut Dina.
Dina membuat brand produknya dengan nama Spotlight. Ada Lima jenis sepatu lukis yang dijual Dina, yaitu vans style, flats style, converse style, flats bertali dan sepatu putih polos untuk dilukis sendiri oleh pembali. Untuk sepasang sepatu lukis dijual seharga Rp 110.000 - 200.000, tas lukis dan kaos dipatok seharga Rp 100.000.
Kini pemesan sepatu lukis tidak hanya sekitar Jakarta saja tapi sudah sampai luar pulau Jawa bahkan sampai Aceh dan Papua. Dina mengaku, kini omsetnya sudah mencapai Rp 18-20 juta per bulan. Menurutnya kesuksesan usaha ini tidak lepas dari dukungan orang tuanya. (fn/ld/rp)
Sumber : www.suaramedia.com
Tuesday, January 3, 2012
Bisnis Sepatu Lukis Menggiurkan Beromzet Puluhan Juta Per Bulan
Bisnis Sepatu Lukis Menggiurkan Beromzet Puluhan Juta Per Bulan
Reviewed by JMG
on
4:53 PM
Rating: 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment